Friday, May 09, 2008

Sepiring Gado-Gado, Secangkir Kopi


Merenungi dan mengevaluasi hidupku kembali, aku teringat salah satu artikel Parlindungan Marpaung di bukunya Setengah Isi Setengah Kosong.

Artikel itu berkisah tentang 3 tipe manusia ketika diterpa cobaan ("sekolah" kurasa kata yang lebih pas). Masalah, cobaan atau apapun istilahnya disini diwakilkan dengan air yang direbus di panci. Manusia pertama akan bersikap seperti kentang yang dimasukkan kedalam panci tersebut. Manusia kedua akan bersikap seperti telur. Sedangkan manusia ketiga akan bersikap seperti kopi.

Manusia kentang yang dulunya keras ketika menghadapi cobaan akan berubah menjadi lembek, mudah 'down', kehilangan kepercayaan diri bahkan bisa selalu pesimis.

Manusia telur yang awalnya lembut ketika diterpa masalah , berubah menjadi keras. Emosinya labil dan gampang tersinggung serta kehilangan fleksibilitasnya.

Manusia kopi yang dulunya bukan siapa-siapa (item dan imut-imut) ketika dihadang masalah malah mengambil hikmah dari masalah tersebut.

Manusia kopi dapat mewarnai kehidupan dan orang-orang disekelilingnya menjadi lebih baik dan lebih segar. Selain itu manusia kopi juga berbagi keharumannya dengan orang disekitarnya.
Aku kenal dengan beberapa manusia seperti ini. Salah satunya kalo gak salah sudah menjadi Jenderal di Kesatuan TDA dan memimipin melalui markas besarnya di Manet Busana Muslim.

Alhamdulillah, selama aku kuliah di Universitas Kehidupan aku mengambil ketiga mata kuliah yang membahas hal diatas. Mata Kuliah Pengantar Kentang dan Kentang Lanjutan serta pratikumnya aku dapat nilai sempurna. Begitu juga dengan Mata Kuliah Teori Pengantar Telur dan Teori Telur II dan III serta pratikumnya aku dapat nilai sempurna. Saat ini aku mengambil Mata Kuliah Kopi Quantum Dasar dan Lanjutan beserta pratikumnya. Untuk Mata Kuliah ini, aku juga yakin akan mendapatkan nilai sempurna. Mudah-mudahan dapat diwisuda dan meraih gelar Master TDA, Tengku Ahmad Albar, M.TDA. Keren juga ya...!

Wangi apa nih? Hmm... ternyata istriku tercinta sedang mencampur kentang dan telur dalam satu piring. Kemudian dia menambahkan bahan-bahan lainnya, dan terakhir menyiramnya dengan bumbu gado-gado. Rupanya istriku menyuguhkan sepiring gado-gado untuk sarapan pagi ini. (Jadi teringat cerita Aa Gym tentang nasi yang menjadi bubur...)

Istriku ternyata melengkapi sarapan pagi ini dengan secangkir kopi yang manis dan harum. Secangkir Kopi Sidikalang (yang kabarnya Starbuck juga membeli kopi ini).

Ayo... kita awali hari yang luar biasa ini dengan menikmati sepiring gado-gado dan secangkir kopi.

Silahkan menikmati, ada sepiring gado-gado dan secangkir kopi untuk semua orang...


Salam FUUUNtastic!
Wasalam,



Tengku Ahmad Albar
ahmadalbar.com